Industri Aset Kripto kembali dikejutkan oleh kasus pencurian berskala besar. Menurut laporan terbaru dari lembaga analisis Blockchain Arkham, sebuah Pool Penambangan yang pernah masuk dalam sepuluh besar dunia mengalami celah keamanan yang mengejutkan pada akhir 2020. Peristiwa ini menyebabkan pencurian hingga 127,426 koin Bitcoin, yang jika dihitung berdasarkan kapitalisasi pasar saat ini setara dengan sekitar 14,5 miliar dolar AS, mencetak rekor baru dalam sejarah kasus pencurian Bitcoin.
Kolam Penambangan bernama LuBian ini pernah memiliki basis operasi di Tiongkok dan Iran, pada puncak kejayaannya, daya komputasinya menyumbang hampir 6% dari jaringan Bitcoin, dan memiliki pengaruh yang cukup besar di industri. Namun, pada 28 Desember 2020, serangan yang bencana mengubah nasib LuBian secara drastis. Diperkirakan, para peretas mungkin memanfaatkan celah dalam algoritma pembuatan kunci pribadi kolam tersebut, dan berhasil mencuri lebih dari 90% aset yang dimiliki melalui metode pembobolan.
Lebih mengejutkan lagi, pada hari kedua setelah serangan utama terjadi, peretas juga melakukan pemindahan sekunder senilai 6 juta dolar, yang semakin memperburuk kerugian korban. Menghadapi pukulan yang begitu besar, LuBian mengambil beberapa langkah tanggap yang tidak biasa. Mereka mengirimkan lebih dari 1500 pesan permohonan kepada peretas melalui fungsi informasi OP_RETURN di Blockchain, memohon agar aset yang dicuri dikembalikan. Tindakan ini tidak hanya mengkonfirmasi kebenaran peristiwa tersebut, tetapi juga menyoroti situasi putus asa yang dihadapi oleh pihak yang dirugikan.
Meskipun mengalami kerugian besar, LuBian masih menyimpan sekitar 11.886 Bitcoin, yang bernilai sekitar 1,35 miliar dolar AS. Sementara itu, hacker misterius itu tampaknya telah lenyap, dengan aktivitas on-chain terakhir yang diketahui dilakukan pada penggabungan alamat pada bulan Juli 2024.
Peristiwa ini sekali lagi membunyikan lonceng peringatan tentang keamanan Aset Kripto. Ini tidak hanya mengungkapkan adanya celah keamanan serius yang mungkin ada bahkan di Pool Penambangan besar, tetapi juga menyoroti kerentanan aset enkripsi ketika menghadapi serangan peretas canggih. Bagi seluruh industri, ini jelas merupakan pelajaran berat, menyerukan semua peserta untuk lebih memperhatikan langkah-langkah perlindungan keamanan agar tragedi serupa tidak terulang.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
11 Suka
Hadiah
11
4
Bagikan
Komentar
0/400
PensionDestroyer
· 16jam yang lalu
Aduh, rumahnya meledak lagi.
Lihat AsliBalas0
ConfusedWhale
· 17jam yang lalu
Saya menyerah. Siapa yang menulis algoritme yang begitu mengecewakan?
Lihat AsliBalas0
ColdWalletGuardian
· 17jam yang lalu
Masyarakat, serangan ini telah membuat saya "brute force attack".
Lihat AsliBalas0
metaverse_hermit
· 17jam yang lalu
Hah, bahkan tidak bisa menjaga Kunci Pribadi sendiri.
Industri Aset Kripto kembali dikejutkan oleh kasus pencurian berskala besar. Menurut laporan terbaru dari lembaga analisis Blockchain Arkham, sebuah Pool Penambangan yang pernah masuk dalam sepuluh besar dunia mengalami celah keamanan yang mengejutkan pada akhir 2020. Peristiwa ini menyebabkan pencurian hingga 127,426 koin Bitcoin, yang jika dihitung berdasarkan kapitalisasi pasar saat ini setara dengan sekitar 14,5 miliar dolar AS, mencetak rekor baru dalam sejarah kasus pencurian Bitcoin.
Kolam Penambangan bernama LuBian ini pernah memiliki basis operasi di Tiongkok dan Iran, pada puncak kejayaannya, daya komputasinya menyumbang hampir 6% dari jaringan Bitcoin, dan memiliki pengaruh yang cukup besar di industri. Namun, pada 28 Desember 2020, serangan yang bencana mengubah nasib LuBian secara drastis. Diperkirakan, para peretas mungkin memanfaatkan celah dalam algoritma pembuatan kunci pribadi kolam tersebut, dan berhasil mencuri lebih dari 90% aset yang dimiliki melalui metode pembobolan.
Lebih mengejutkan lagi, pada hari kedua setelah serangan utama terjadi, peretas juga melakukan pemindahan sekunder senilai 6 juta dolar, yang semakin memperburuk kerugian korban. Menghadapi pukulan yang begitu besar, LuBian mengambil beberapa langkah tanggap yang tidak biasa. Mereka mengirimkan lebih dari 1500 pesan permohonan kepada peretas melalui fungsi informasi OP_RETURN di Blockchain, memohon agar aset yang dicuri dikembalikan. Tindakan ini tidak hanya mengkonfirmasi kebenaran peristiwa tersebut, tetapi juga menyoroti situasi putus asa yang dihadapi oleh pihak yang dirugikan.
Meskipun mengalami kerugian besar, LuBian masih menyimpan sekitar 11.886 Bitcoin, yang bernilai sekitar 1,35 miliar dolar AS. Sementara itu, hacker misterius itu tampaknya telah lenyap, dengan aktivitas on-chain terakhir yang diketahui dilakukan pada penggabungan alamat pada bulan Juli 2024.
Peristiwa ini sekali lagi membunyikan lonceng peringatan tentang keamanan Aset Kripto. Ini tidak hanya mengungkapkan adanya celah keamanan serius yang mungkin ada bahkan di Pool Penambangan besar, tetapi juga menyoroti kerentanan aset enkripsi ketika menghadapi serangan peretas canggih. Bagi seluruh industri, ini jelas merupakan pelajaran berat, menyerukan semua peserta untuk lebih memperhatikan langkah-langkah perlindungan keamanan agar tragedi serupa tidak terulang.